Jakarta – Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Jumat (6/12/2024). CVTOGEL Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah. Bitcoin turun 2,16 persen dalam 24 jam, tetapi masih melemah 1,26 persen sepekan.
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 96.905 per koin atau setara Rp 1,53 miliar (asumsi kurs Rp 15.865 per dolar AS). Bitcoin sebelumnya sempat menembus level USD 103.000.
Ethereum (ETH) turut melemah. ETH turun 1,24 persen sehari terakhir, tetapi masih menguat 5,96 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 60,1 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) juga melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 2,50 persen, tetapi masih menguat 9,83 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 11,3 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) masih berada di zona merah. ADA merosot 1,69 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat 13,04 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 18.563 per koin.
Adapun Solana (SOL) kembali menguat. SOL naik 3,41 persen dalam sehari, tetapi masih melemah 0,29 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 3,75 juta per koin.
XRP kembali berada di zona merah. XRP turun 3,70 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 47,30 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 35.699 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali menguat. Dalam satu hari terakhir DOGE tumbuh 0,07 persen dan 6,61 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 6.803 per token.
Harga kripto hari ini seperti stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC) sama-sama menguat, masing-masing menguat 0,01 persen. Harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 3,54 triliun atau setara Rp 56.163 triliun, melemah sekitar 1,46 persen dalam sehari terakhir
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Vladimir Putin Sebut Tak Ada yang Bisa Hentikan Bitcoin
Ilustrasi bitcoin (Foto: Vadim Artyukhin/Unsplash)
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kembali dukungannya terhadap Bitcoin dan aset digital. Presiden Putin juga menyatakan BTC dan aset digital akan terus berkembang di beberapa negara, termasuk Rusia.
Ia menambahkan, Rusia telah memajukan pengembangan sistem pembayaran digital untuk mendukung industri dan menurunkan biaya bisnis.
“Tidak seorang pun dapat menghentikan Bitcoin (BTC),” kata Putin di World Trade Center di Moskow pada Rabu, 4 Desember, menurut Bloomberg dan kantor berita lokal TASS, dikutip dari Coinmarketcap, Kamis (5/12/2024).
Pendekatan Rusia terhadap mata uang kripto telah bergeser selama bertahun-tahun. Pada akhir November, Presiden Putin mengakui kripto sebagai properti dengan undang-undang pajak baru.
Negara itu melegalkan penambangan BTC dan kripto pada Agustus, yang memungkinkan lembaga tertentu untuk memanfaatkan mata uang digital menggunakan daya komputasi di tanah Rusia.
Adopsi mata uang kripto lokal juga meningkat di tengah perombakan kebijakan untuk memenuhi tuntutan paradigma blockchain yang berkembang. Menurut Bank Rusia, warga negara memegang aset hampir USD 7 miliar di bursa kripto.
Sebuah studi Bitkan menemukan bahwa sekitar 14,6 juta orang, sekitar 10 persen dari populasi Rusia, memiliki mata uang digital. Survei lain menemukan bahwa 20 persen dari negara tersebut telah berinteraksi dengan mata uang kripto sebelumnya.
Meskipun ada perubahan, penggunaan mata uang kripto untuk pembayaran di Rusia tetap dilarang. Namun, Parlemen Rusia sedang mempertimbangkan untuk memanfaatkan mata uang digital untuk perdagangan lintas batas.
Krisis Listrik, Rusia Larang Penambangan Kripto di Musim Dingin
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)
Sebelumnya, dalam upaya mengatasi kekurangan listrik, pejabat Rusia mengungkapkan rencana untuk menangguhkan penambangan mata uang kripto di beberapa wilayah musim dingin ini.
Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis (21/11/2024), larangan tersebut akan berdampak pada wilayah Irkutsk, sebagian Buryatia, wilayah Zabaikalsky di Siberia, dan enam wilayah Kaukasus Utara, termasuk Chechnya dan Dagestan.
Penambangan juga akan dilarang di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia, yaitu Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson. Penangguhan penambangan di Siberia akan berlangsung dari 1 Desember hingga 15 Maret 2025, dengan pembatasan tahunan mulai dari 15 November hingga 15 Maret hingga 2031.
Di Kaukasus Utara dan wilayah Ukraina yang diduduki, penambangan akan dilarang sepanjang tahun mulai Desember 2024 hingga Maret 2031. Langkah tersebut telah disetujui oleh komisi pemerintah di bawah pimpinan Wakil Perdana Menteri Alexander Novak.
Tahun ini, Rusia telah muncul sebagai pusat penambangan mata uang kripto terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Kenalkan Kerangka Hukum
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Saat ini, negara tersebut menggunakan 16 miliar kilowatt-jam listrik setiap tahun untuk kegiatan penambangan yang mewakili sekitar 1,5 persen dari keseluruhan konsumsi energinya, sehingga menghadirkan tantangan bagi wilayah-wilayah dengan iklim yang keras.
Langkah terbaru ini muncul kurang dari sebulan setelah Rusia memperkenalkan kerangka hukum untuk penambangan mata uang kripto, yang mengharuskan individu dan bisnis yang terlibat dalam sektor tersebut untuk mendaftar ke Layanan Pajak Federal.
Warga negara dapat menambang hingga 6.000 kWh per bulan tanpa status wirausahawan, tetapi harus mendaftar sebagai wirausahawan perorangan jika melebihi batas.
Pemerintah Rusia juga menetapkan peraturan untuk memelihara daftar terkait penambangan, dengan data yang dibagikan secara elektronik dengan lembaga dan entitas negara yang relevan seperti Bank Sentral dan operator listrik.
Sumber : Mybisnis88.id