Direktur Indosat Beli 250 Ribu Saham, Segini Nilainya

Jakarta – Direktur PT Indosat Tbk (ISAT) Chi Hung Lee membeli saham ISAT pada awal Agustus 2025.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (10/8/2025), Direktur PT Indosat Tbk, Chi Hung Lee membeli 250.000 INITOGEL saham ISAT pada 4 Agustus 2025 dengan harga Rp 2.230 per saham. Dengan demikian, pembelian saham ISAT itu sebesar Rp 557,50 juta.

“Tujuan dari transaksi investasi dengan status kepemilikan langsung,” demikian seperti dikutip.

Sebelum transaksi, ia genggam 920.000 saham ISAT atau setara 0,0029%. Kini ia mengempit 1.170.000 saham ISAT atau setara 0,0036%.

Harga saham ISAT ditutup melemah 0,87% ke posisi Rp 2.270 per saham. Saham ISAT berada di level tertinggi Rp 2.380 dan terendah Rp 2.270 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.808 kali dengan volume perdagangan 87.664 saham. Nilai transaksi Rp 20,3 miliar.

Semester I 2025
Sebelumnya, PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan kinerja keuangan lesu selama semester I 2025. Perseroan mencatat penurunan pendapatan dan laba diatribusikan ke pemilik entitas induk.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis, (31/7/2025), Indosat meraup pendapatan Rp 27,10 triliun hingga semester I 2025.

Pendapatan tersebut turun 3,09% dari semester I 2024 sebesar Rp 27,97 triliun. Penurunan pendapatan itu seiring laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut 14,6% menjadi Rp 2,33 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,73 triliun.

Aset Perseroan

IHSG Ditutup Menguat

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya.

Beban Perseroan turun 1,3% menjadi Rp 21,92 triliun hingga semester I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 22,22 triliun.

“Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan beban karyawan, beban pemasaran, beban umum dan administrasi dan kenaikan penghasilan (beban) operasional lain-lain – bersih yang diimbangi dengan kenaikan beban penyelenggaraan jasa, beban penyusutan dan amortisasi. Seiring hal itu, Perseroan membukukan laba periode berjalan turun 4,06% menjadi Rp 2,51 triliun hingga semester I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,92 triliun.

Dengan demikian, laba per saham dasar dan dilusi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun menjadi Rp 72,41 hingga semester I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 84,79. Ekuitas turun menjadi Rp 36,24 triliun hingga Juni 2025 dari Desember 2024 sebesar Rp 36,5 triliun.

Liabilitas naik menjadi Rp 81,26 triliun hingga Juni 2025 dari Desember 2025 sebesar Rp 77,73 triliun. Aset Perseroan bertambah menjadi Rp 117,50 triliun hingga semester I 2025 dari Desember 2024 sebesar Rp 114,38 triliun.

Basis Pelanggan Perseroan

Indosat Ooredoo

Base Transceiver Station (BTS) milik Indosat. (Doc: Indosat Ooredoo)

Indosat mencatat basis pelanggan Perseroan sebanyak 95,4 juta pada semester I 2025. ARPU untuk pelanggan seluler meningkat menjadi Rp38,9 ribu pada semester I 2025, mencatat kenaikan sebesar 2,5% atau Rp1,0 ribu lebih tinggi daripada semester I 2025.

Trafik data mengalami peningkatan sebesar 3,6% YoY pada SMT1 2025. Perusahaan memperluas infrastruktur jaringannya, meningkatkan jumlah BTS 4G menjadi 203 ribu untuk menangani pertumbuhan trafik data secara efektif dan memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggannya.

Hingga 30 Juni 2025, Perusahaan memiliki utang pokok (tidak termasuk biaya transaksi yang belum diamortisasi dan liabilitas sewa) sebesar Rp17.698,1 miliar. Posisi kas Perusahaan per tanggal 30 Juni 2025 adalah sebesar Rp5,174.3 miliar dengan utang bersih sebesar Rp12.523.8 miliar.

Untuk utang jatuh tempo, dalam kurun waktu 12 bulan, Perusahaan memiliki utang yang jatuh tempo sebesar 5.508,8 miliar. Jatuh tempo rata-rata utang adalah 1,6 tahun pada 30 Juni 2025.

Pada 30 Juni 2025, Perusahaan mengoperasikan secara total 203 ribu BTS 4G (bertambah sebesar 15 ribu BTS 4G pada SMT1 2025) dan 807 5G BTS.

Belanja Modal

Pengeluaran belanja modal hingga semester I sebesar Rp7.474,3 miliar (tidak termasuk Rp3.319,9 miliar Aset Hak Guna). Sekitar 78,9% dari pengeluaran modal ini dialokasikan untuk bisnis selular untuk mendukung permintaan layanan data dan sisanya dialokasikan pada pengeluaran modal untuk MIDI dan Ti.

Sumber : Mybisnis88.id